Hidup Layaknya Batu Karang

On Minggu, 16 Mei 2010 0 komentar

Sudah lama aku tergoda oleh rayuan manismu, tawa besarmu, senyum lembutmu tanpa kau pun aku sadari bahwa itu hanya rayuan, bujukan, hasutan yang melemahkan sendi - sendi, dan pori - pori relung jantung dan benteng kokoh yang menegakkanku. Sudah dari zaman nabi adam hingga akhir zaman kelak engkaulah harusnya musuh bebuyutanku, musuh besarku yang pantas aku lemahkan yang pantes aku dan perlu aku tundukkan. Sudah sepekan aku berusaha melawanmu, menolak ajakanmu meski aku kadang - kadang terjungkal, terguling dan terjungkir berkali - kali tapi aku yakin itulah proses. Proses menuju pendewasaan diri, hati, jiwa dan rasa. Beribu - ribu pula usaha aku kerahkan dari ketika aku mengerti bahwa kau adalah musuh bukannya kawan, segala macam jurus aku keluarkan dan kelihaianmu yang kau poles dan kau asah bertahun - tahun , berabad - abad dan dari zaman kezaman terus saja emringkusku tanpa daya. Kini semuanya sebenarnya bisa aku tundukkan dengan melatih diri, jiwa, hati dan salah satunya dengan menundukkan hawa nafsu, nafsu birahi, sahwat, dunia dan keserakahan. Lebih spesifiknya lagi salah satu catanya yaitu dengan puasa ... ! Kini saudah saatnya kuatkan hatimu, jiwamu sekuat batu karang yang apabila dihempaskan oleh ombak masih tetap terjulang dan kokoh menentang!

0 Comments

No comments yet. Be the first to leave a comment !
Leave a Comment

Next Post Previous Post
powered by Blogger | css by Newwpthemes